Reksadana Pendapatan Tetap: Definis dan Karakteristiknya

reksadana pendapatan tetap

Reksadana Pendapatan Tetap. Reksadana adalah wadah untuk dana collect dari investor (investor). Dana yang terkumpul akan diinvestasikan oleh Manajer Investasi ke instrumen investasi beberapa seperti saham, obligasi atau deposito.

Reksadana sebagai alternatif investasi untuk investor, khususnya investor pemula dan kecil serta investor yang tidak memiliki cukup waktu dan keahlian dalam menghitung risiko investasi.

Umumnya dibagi menjadi empat jenis reksadana pasar uang yaitu reksadana pendapatan tetap, dan reksadana campuran, reksadana saham. Pembagian dalam jenis ini yaitu berdasarkan pada isi portofolio ataupun kumpulan efek yang membangun reksadana tersebut.

Apa itu Reksadana Pendapatan Tetap?

Reksadana pendapatan tetap merupakan reksadana yang berinvestasi setidaknya serendah 80 persen dari aset dalam efek hutang atau obligasi. Obligasi atau surat utang dapat diterbitkan oleh perusahaan, serta obligasi pemerintah.

Tujuannya adalah untuk menghasilkan keuntungan yang stabil. Risiko relatif tinggi apabila dibandingkan reksadana pasar uang, tetapi akan lebih moderat jika dibandingkan saham sehingga ini cocok dalamjangka waktu  setidaknya 1 hingga 3 tahun kedepan.

Siapa yang dapat berinvestasi dalam reksadana ini?

Sebelum berinvestasi, kita sebagai investor juga perlu memahami karakteristik diri kita sendiri yang akan menentukan jenis reksadana yang tepat bagi kita. Hal ini dikenal sebagai profil risiko investor.

Menurut karakter, reksadana ini memiliki tingkat yang stabil dari hasil pengembalian karena memiliki aset surat utang atau obligasi menawarkan kupon keuntungan secara teratur.

Pada jangka pendek serta menengah, paada nilai aktiva bersih dari reksadana pendapatan tetap biasanya cenderung naik stabil serta tidak banyak berfluktuasi atau naik-turun. Oleh karena itu, reksadana yang satu ini sangat cocok bagi investor bertipe konservatif atau di sebut risk averse.

Baca:  Tips Mengajukan Pinjaman Online Agar Cepat Disetujui

Jenis investor konservatif dengan profil risiko rendah dan cenderung risiko menghindari (risk aversion). Dalam hal investasi, investor ini lebih memilih instrumen investasi yang aman dan khawatir bahwa jika investasi utama (modal awal) akan berkurang. Selain itu, jenis investor juga merasa nyaman dengan investasi yang hasil tidak terlalu besar, tetapi gerakan stabil.

Investor dengan profil risiko menengah juga bisa memilih reksadana dengan tujuan investasi jangka menengah.

Manfaat Reksadana Pendapatan Tetap

Reksadana adalah jenis investasi yang aman. Risiko ditanggung relatif rendah, meskipun juga berbanding lurus dengan manfaat yang diterima. Apa manfaat lain dapat dicapai investor Reksadana?

Ada diversifikasi berkembang dalam pengelolaan dana. Dana yang diinvestasikan oleh investor disalurkan ke berbagai jenis instrumen investasi untuk mengurangi risiko yang ditanggung oleh investor.

Penyaluran dana cair pada saat pencairan yang fleskibel. Pemegang reksadana bisa menjual properti mereka berdasarkan harga nilai aset (NAB) pada hari yang sama, saat reksadana dibeli investor.

Pengelolaan dana dilakukan oleh Manajer Investasi telah resmi terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Semua kebijakan dan ketentuan dana investasi bersama diatur oleh pemerintah, sehingga uang yang diinvestasikan dijamin aman untuk investasi.

Transparansi yang jelas untuk semua perusahaan dana harus memberikan informasi yang sama dan jelas untuk semua investor.

Risiko Reksadana Pendapatan Tetap

Risiko utama dari reksadana pendapatan tetap merupakan risiko fluktuasi harga, risiko likuiditas dan risiko default atau gagal bayar. Memahami risiko tersebut dapat membantu investor memilih reksadana pendapatan tetap.

Untuk meminimalkan risiko fluktuasi, investor perlu memahami pengoperasian. Menurut teori, jika inflasi naik, suku bunga akan naik. Suku bunga naik, harga obligasi turun. Sebaliknya, jika inflasi rendah, suku bunga akan turun dan harga obligasi meningkat.

Baca:  7 Pilihan Tabungan Bank CIMB Niaga Untuk Milenial

Tentu  dalam waktu jangka panjang, inflasi serta suku bunga kemungkinan naik turun mengikuti pada siklus terhadap ekonomi. Dengan memahami siklus investor dapat mengoptimalkan investasi mereka di reksadana tersebut.

Dalam prakteknya, manajer investasi juga mencoba untuk meminimalkan risiko fluktuasi harga dengan menggabungkan obligasi pemerintah untuk obligasi korporasi yang harganya cenderung lebih stabil, atau pembentukan obligasi jangka panjang dengan obligasi jangka pendek cenderung risiko lebih kecil.

Yang dimaksud dengan risiko likuiditas adalah risiko penebusan investor pada kesalahannya di reksadana. Dalam reksadana pendapatan tetap, risiko lebih besar dari dana ekuitas karena obligasi yang diperdagangkan relatif lebih sulit daripada saham.

Untuk meminimalkan risiko likuiditas, investor perlu memperhatikan obligasi dalam portofolio reksadana. Obligasi pemerintah memiliki karakteristik harga lebih stabil tetapi relatif mudah untuk dijual.

Sementara itu, harga obligasi korporasi relatif stabil, tetapi lebih sulit saat di jual. Mengenai Komposisi pada obligasi korporasi di mungkin lebih besar dapat mengakibatkan reksadana pendapatan tetap akan memiliki risiko likuiditas yang cukup tinggi. default risk adalah risiko bahwa penerbit obligasi mungkin tidak memenuhi pembayaran kupon dari obligasi dan utang pokok.

Risiko ini umumnya sebagai obligasi korporasi untuk obligasi pemerintah diasumsikan kemungkinan terjadinya gagal bayar. Default risk obligasi dapat dilihat dari catatan. Dengan tingginya tinggi rating, kemungkinan akan semakin baik kualitas perusahaan tersebut sehingga semakin besar risiko jika terjadi gagal bayar atau default risk.