Anindita Parameswari Anindita, seorang data entry, content writer, dan bekerja di bidang akuntansi di sebuah bank swasta. Senang mengolah data dan menciptakan konten yang bermanfaat dan menarik.

Modal Awal, Untung dan Rugi Usaha Sembako dan Cara Mengelolanya

3 min read

usaha sembako

Meski mini market sudah menjamur, namun usaha sembako tetap menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Selain itu, uang yang dikeluarkan untuk membuka bisnis tidak terlalu besar, tetapi pembeli akan selalu ada.

Sembako mewakili sembilan bahan dasar. Istilah ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1998 oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

Sembilan bahan tersebut antara lain beras, gula, telur, susu, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan ayam, jagung, minyak tanah, dan juga garam beryodium.

Bahan-bahan tersebut merupakan komoditas yang paling banyak dibutuhkan masyarakat dan diupayakan untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok. Oleh karena itu, membuka usaha sembako adalah salah satu bisnis yang menguntungkan.

Karena itu, Anda bisa memanfaatkan ruang yang tidak terpakai di garasi atau rumah. Bagi orang yang sudah menikah, Anda juga bisa mengasuh anak Anda selama kegiatan penjualan sembako.

Keuntungan Membuka Usaha Sembako /Toko Kelontong

Kalaupun disebut usaha kecil-kecilan, jangan meremehkan usaha sembako, pemiliknya bisa mendapatkan banyak keuntungan dalam menjalankan usaha ini. Apa saja keuntungan itu?

1. Modal kecil

Memulai usaha sembako sebenarnya tidak membutuhkan banyak modal. Pertama-tama, Anda tidak perlu menyewa toko besar, cukup manfaatkan teras /garasi rumah.

Kedua, barang tidak mahal, tetapi Anda harus berhati-hati untuk melihat distributor grosir mana yang menawarkan harga terbaik.

Baca:  Panduan Lengkap: 7 Cara Mendaftar Jadi Agen JNE

2. Selalu ada Pembeli

Menurut definisi pangan pokok Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, bahan tersebut merupakan komoditas yang selalu dibutuhkan masyarakat setiap hari. Beras, garam, gula pasir, dan minyak goreng mutlak dibutuhkan oleh setiap keluarga, jadi jangan takut kehilangan pembeli.

Belum lagi, harga minimarket membuat banyak warga lebih memilih berbelanja di sini daripada membeli kebutuhan pokok di supermarket.

3. Terjangkau pada Semua Orang

Karena harganya yang murah, semua orang bisa menjangkau warung tersebut. Bahkan, orang dengan penghasilan di bawah rata-rata pun bisa berbelanja di sini.

Mereka bisa membeli sesuai dengan jumlah kantong belanjaan, misalnya beras satu kilogram atau satu butir telur saja. Selain itu, di supermarket, mereka telah menetapkan standar jumlah komoditas yang harus dibeli untuk sembako.

Misalnya kalau mau beli beras harus 5 kg, karena yang disediakan minimal 5 kg beras di kantong, 1 kg gula pasir, 6 butir telur ayam, dll.

4. Dapat Menentukan Harga Sendiri

Keuntungan lain dari pemilik usaha sembako adalah mereka dapat menentukan selisih harga atau margin keuntungan sendiri.

Tentunya harga tersebut harus disesuaikan dengan harga sembako di pasaran. Jangan dipatok terlalu mahal tapi juga harga yang tidak terlalu murah.

Dalam hal ini, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia menetapkan patokan harga pangan nasional, dan mendirikan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) khusus untuk wilayah Jakarta.

Kendala Membuka Usaha Sembako

Membuka usaha sembako memang tidak semudah yang dibayangkan, karena bukan hanya soal menyediakan kios dan menjualnya. Namun, Anda akan menemukan beberapa kekurangan bahkan kendala dalam menjalankannya.

1. Tidak Terlalu Menguntungkan

Jika ingin meraup untung besar, maka mengelola usaha sembako bukanlah solusi dari masalah tersebut, karena barang yang Anda jual adalah barang yang belum diolah, dan harganya ditentukan oleh sistem mekanisme pasar.

Baca:  Cara Menjadi Pemasaran Afiliasi + Program Afiliasi

Karenanya, khusus untuk masalah ini, Anda tidak akan bisa menentukan harga sesuka hati. Kemudian, toko kelontong juga menghadap ke semua kalangan. Artinya, pendapatan sebagian orang di bawah rata-rata.

Jika Anda menetapkan harga yang terlalu tinggi untuk mengejar keuntungan, Anda bisa kehilangan pelanggan dari kelompok itu, terutama jika toko sebelah ternyata lebih murah.

2. Fluktuasi Harga Barang

Nah seperti yang sudah disebutkan di atas, harga sembako ditentukan berdasarkan harga pasar. Komoditas seperti telur, beras, dan minyak nabati ini harganya tidak tetap, setiap musimnya tetap, kadang bisa tinggi, kadang bisa turun.

Bagi pemilik bisnis ini, ini jelas merupakan risiko.

3. Dekat dengan Pesaing

Para pemilik usaha sembako biasanya mendirikan usaha di pemukiman padat penduduk, biasanya tidak hanya di satu kawasan, tetapi juga beberapa warung dalam satu kawasan. Oleh karena itu, tanpa disadari persaingan akan semakin ketat.

Sekalipun hanya ada tiga kekurangan, jika Anda tidak cukup untuk menghadapi kekurangan tersebut, maka bisnis Anda bisa saja bangkrut hanya dalam beberapa tahun.

Jika ini adalah usaha keluarga yang bersifat selingan, tidak masalah, tetapi bagaimana jika ini adalah sumber pendapatan utama Anda? Akan sangat disayangkan jika Anda bangkrut.

Rincian Modal Usaha Sembako

Rincian Modal Usaha Sembako

Usaha sembako sebenarnya tidak membutuhkan banyak modal. Siapa bilang usaha sembako harus modal 20 juta? Anda sebenarnya bisa menjalankannya dengan modal minimal.

Jika dibatasi hanya menjual bahan dasar ditambah beberapa produk makanan ringan, maka modalnya tidak akan melebihi 10 juta rupiah.

Ini adalah klasifikasi atau perkiraan kasar dana yang perlu Anda keluarkan untuk mulai menjual.

Kebutuhan Usaha Sembako, Modal

  • Beli rak pajangan jendela kaca sepanjang 1 meter000
  • Lemari pajangan kaca kecil 60cm 300.000
  • Kulkas 3.000.000
  • Meja dan kursi Rp 500.000
  • Timbangan roda gigi500.000
  • Beli sembako dengan harga000.000 rupiah (sesuai budget)
  • Biaya peralatan lainnya adalah Rp 300.000
Baca:  Cara Usaha Fotocopy Sukses dan Rincian Modal

Total – Rp9.500.000

Secara umum, cadangan yang dibutuhkan untuk membeli peralatan dan komoditas hanya 9,5 juta rupiah.

Tips Sukses Mengelola Usaha Sembako

Saat ini tidak hanya sembako yang menjual bahan makanan, tetapi juga minimarket. Keberadaan toko modern tersebut perlahan akan mengikis keberadaan toko kelontong.

Tapi yakinlah, walaupun dibatasi 5 juta rupiah atau bahkan 10 juta rupiah, tips usaha berikut ini bisa membuat toko anda tetap eksis dan menghasilkan banyak keuntungan.

1. Perbanyak Produk yang Dijual

Dengan memperbanyak variasi produk yang dijual, bisnis yang menjual sembako bisa lebih sukses. Pangan pokok masih menjadi produk komersial utama, tetapi harus ditambah dengan produk lain yang laku.

Misalnya bisa ditambah dengan menjual minuman dingin, snack atau jika membutuhkan olahan gorengan, roti dan juga jajanan pasar.

2. Hiasi Toko Semenarik Mungkin

Selain harga, daya saing warung Anda dengan yang lain bisa jadi terletak pada penampilan warung itu sendiri. Untuk menarik pembeli, Anda bisa mendekorasi eksterior toko Anda semenarik mungkin.

Anda bisa menggunakan warna dinding, atau jika Anda membutuhkan mural. Kemudian desainnya harus disesuaikan untuk mengakomodir tip-tip yang bisa menggugah rasa penasaran calon pembeli.

Tapi pertama-tama perhatikan warung di sekitarnya. Lihat perbedaannya dari warung lain.

3. Jadikan Tempat Sosialisasi

Oleh karena itu, usaha sembako Anda semakin laris dan terlihat ramai, maka tidak ada salahnya menjadikannya sebagai tempat sosial (alias tempat pertemuan).

Cukup sediakan meja kecil dan beberapa kursi, lalu jual minuman kopi atau es teh manis, dengan jajanan seperti mie goreng.

4. Menjaga Kepercayaan Pembeli

Dibandingkan dengan minimarket, salah satu kelebihan dari warung adalah suasana yang akrab antara pembeli dan penjual. Sebab, rata-rata pembelinya berasal dari daerah sekitar toko, mereka mungkin sudah saling kenal.

Oleh karena itu, cara agar mereka terus ingin berbelanja adalah dengan menjaga kepercayaan. Mudah mendapatkan kepercayaan dan jujur ​​serta bersahabat selama ada pembeli.

5. Tetapkan Harga yang Wajar

Orang lebih memilih toko kelontong daripada supermarket karena bisa membeli barang eceran dan harganya lebih murah.

Karenanya, jika tidak ingin kehilangan pelanggan, jangan mematok harga yang mahal. Untung sepenuhnya atau tidak jauh dari harga pasar, agar pembeli tetap loyal.

Anindita Parameswari Anindita, seorang data entry, content writer, dan bekerja di bidang akuntansi di sebuah bank swasta. Senang mengolah data dan menciptakan konten yang bermanfaat dan menarik.