Anindita Parameswari Anindita, seorang data entry, content writer, dan bekerja di bidang akuntansi di sebuah bank swasta. Senang mengolah data dan menciptakan konten yang bermanfaat dan menarik.

14 Daftar Saham Blue Chip 2021 yang Memiliki Likuiditas Tinggi

6 min read

daftar saham blue chip 2021

Daftar saham blue chip 2021 layak untuk dibeli. Bagi yang berminat berinvestasi di saham tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah “saham blue chip” bukan? Ya, banyak pakar dan broker investasi yang merekomendasikan saham blue chip kepada para pemula.

Ada banyak contoh daftar saham blue chip 2021 yang beredar di pasaran, dan akan kita bahas satu persatu.

Kondisi pandemi membuat saham-saham blue chip sangat layak dibeli karena harga 1 saham sudah turun dari harga tertinggi dalam keadaan normal. Dibandingkan dengan perdagangan saham atau cryptocurrency, saham blue chip juga sangat aman.

Sangat dianjurkan untuk membeli saham blue chip dikarenakan saham ini berasal dari perusahaan ternama, dan memiliki reputasi baik serta mudah diperdagangkan di bursa. Dari tahun 2020 hingga 2021, banyak sekali penggemar saham blue chip sehingga mereka memiliki likuiditas yang tinggi.

Menurut definisi, saham blue chip adalah mapan dan saham perusahaan yang sehat dari perspektif keuangan dan fundamental. Baik atau buruk, saham blue chip diklasifikasikan sebagai konsisten ketika mereka memberikan laporan keuangannya.

Saham blue chip memiliki rasio nilai pasar yang tinggi dan merupakan pemimpin di industrinya masing-masing.

Dengan membeli saham blue chip, investor akan mendapatkan dividen reguler dan reguler. Adapun ciri khas saham blue chip yaitu aman dan juga dapat memberikan imbal hasil yang sangat baik untuk jangka panjang.

Oleh karena itu, perusahaan yang disebut blue chips harus memiliki reputasi yang baik dan memberikan jejak keuangan yang stabil dalam jangka panjang.

Berikut penjelasan tentang saham-saham blue chip dari tahun 2020 hingga 2021, terlepas dari LQ45 atau bukan.

Daftar Saham Blue Chip 2021 yang Memiliki Likuiditas Tinggi

Bank Central Asia (BCA) – BBCA

Tak bisa dipungkiri, Bank BCA merupakan bank swasta terbesar di Indonesia. Bank tersebut juga tercatat sebagai salah satu bank terbaik dengan jaringan terluas dan jumlah nasabah terbesar.

Perusahaan perbankan dikelola secara efektif, sehingga memiliki ROA atau return on asset tertinggi dibandingkan bank lain. Itu sebabnya jumlah saham BCA adalah 11.378.100 saham, dan harga akhirnya adalah 31.950 Rupiah.

Pada tahun 2020, Bank BCA akan membagikan dividen final sebesar Rp 455 per saham yang dibukukan pada tahun 2019.

Sebelumnya, BEI telah membagikan dividen interim sebesar 100 per saham BEI pada Desember 2019. Dengan demikian total dividen yang dibayarkan BCA adalah Rp 555 per saham.

Ini merupakan Fundamental yang baik dan juga kuat membuat saham BCA termasuk dalam daftar saham blue chip 2021 non syariah yang rekomendasi untuk dibeli di tahun 2021.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) – BBRI

Daftar saham blue chip 2021 lain yang diminati banyak investor adalah saham Bank BRI atau Bank BBRI. Saham BBRI berkinerja baik dan diklasifikasikan sebagai saham aktif di bursa.

Per 31 Maret 2020, nilai pasar saham tersebut mencapai Rp 372,35 triliun. Padahal, peredaran saham BRI di pasar mencapai 123.345.810.000.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja saham “Belt and Road” adalah komitmen yang kuat untuk terus memberikan kredit kepada usaha kecil (seperti UMKM). BRI sering melakukan stock split untuk menggugah minat masyarakat terhadap saham-saham tersebut.

Kinerja saham blue chip BRI yang dinamis dan luar biasa berasal dari komitmen yang baik untuk terus memberikan pinjaman kredit kepada UMKM. Mengenai Fundamental saham BRI cukup baik dan konsisten, sehingga sham ini layak dimasukkan ke dalam saham-saham blue chip.

Unilever – UNVR

Unilever merupakan perusahaan produk konsumen terbesar di Indonesia, dan produknya dikenal serta digunakan oleh masyarakat luas. Sejak 2014, laba atas ekuitas Unilever telah mencapai 100%, mencapai 14% pada 2018. Laba Unilever mencapai 9 triliun rupiah pada 2018.

Return on net asset yang tinggi membuktikan bahwa Unilever secara rutin dapat menghasilkan keuntungan yang dapat dibagikan kepada pemegang saham.

Saham Unilever tidak memiliki hutang bank karena mereka sudah memiliki pendapatan yang sangat besar dibandingkan aset perusahaan. Keadaan ini menunjukkan efisiensi operasi bisnis perusahaan.

Oleh karena itu, saham Unilever tergolong saham blue chip dengan fundamental yang baik dan cocok untuk investasi jangka panjang.

Telkom Indonesia – TLKM

Telekomunikasi Indonesia atau Telkom juga tergolong blue chip karena memiliki tingkat konsistensi yang tinggi dalam memperoleh laba bersih tahunan. Sekalipun situasi ekonomi tidak menentu, status inventaris Telkom telah stabil dan tidak akan menurun.

ROE Telkom terus tumbuh sebesar 22,03% dan secara rutin membagikan dividen kepada pemegang saham setiap tahun. Dalam sepuluh tahun terakhir, payout ratio Telkom meningkat dari 40% laba menjadi 90%.

Mengingat Telkom merupakan perusahaan yang kuat di bidang telekomunikasi, tidak heran jika saham Telkom cenderung diminati oleh investor karena nilainya tidak akan turun terutama dalam jangka panjang.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk – ICBP

Siapa yang tidak kenal dengan produk Indomie? Siapa sangka Anda bisa menikmati kelezatan cita rasa mie instan legendaris sambil mencicipi blue chips.

Ya, saham pembuat mi instan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk tergolong blue chips karena mapan dan memiliki fundamental yang bagus.

Pertumbuhan pendapatan perusahaan terus tumbuh dengan stabil setiap tahun. Perusahaan dapat menghasilkan laba dengan ROE hingga 21% dan ROA 13,7%. Angka ini jauh lebih tinggi dari rata-rata persediaan perusahaan manufaktur makanan di bursa.

Saham ICBP tergolong saham blue chip yang aman karena memiliki potensi pertumbuhan yang baik dan memiliki nama atau merek kualitas yang diakui. Saham tersebut juga bernilai investasi jangka panjang.

Bank Mandiri – BMRI

Saham blue chip lain yang perlu Anda ketahui adalah saham Bank Mandiri atau BMRI. Tahun lalu, kinerja saham Bank Mandiri meningkat 9,9% dibanding tahun sebelumnya, dengan laba bersih Rp 27,5 triliun.

Bank Mandiri telah stabil karena mampu dalam menyeimbangkan pertumbuhan kredit dan juga laba bersih. Selain itu, Bank Mandiri juga memiliki kinerja jangka panjang dan pendapatan yang stabil sehingga cocok untuk investasi jangka panjang.

Hal tersebut juga seiring dengan status Bank Mandiri sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia.

PT Perusahaan Gas Negara – PGAS

Perusahaan Gas Negara adalah perusahaan milik negara Indonesia yang bergerak di bidang transportasi dan distribusi gas alam. Perusahaan berperan dalam memenuhi kebutuhan gas bumi dalam negeri.

Saham Perusahaan Gas Negara atau PGAS adalah saham blue chip dan layak disebut karena memiliki peluang yang bagus. PGAS memiliki kinerja yang sangat baik secara keseluruhan dan memiliki fondasi yang baik.

Harga per lembar saham PGAS saat ini mencapai Rp 1.215, yang berarti naik signifikan dari harga tahun 2019 yang masih Rp 605. Dengan ini menunjukkan mengenai saham PGAS yang merupakan saham blue chip yang cukup layak untuk berinvestasi.

PT Astra International Tbk – ASII

Saham PT Astra International Tbk juga diklasifikasikan sebagai saham blue chip. Perusahaan diklasifikasikan ke dalam enam bidang usaha, yaitu otomotif, jasa keuangan, teknologi informasi, alat berat, infrastruktur, dan juga logistik.

Dengan dukungan dari beberapa anak perusahaan Astra yang bergerak di bidang perakitan dan distribusi mobil, penjualan alat berat, pertambangan, penanaman dan teknologi informasi, menjadikan perusahaan ini sebagai perusahaan yang kuat di Indonesia.

Makanya saham harus dikumpulkan dari saham Astra karena berpotensi tinggi untuk capital gain, apalagi di saat pandemi seperti ini, saat harga saham turun, saham Astra bisa dibeli dengan harga murah.

Dalam jangka panjang, saham blue chip ini memiliki fundamental yang bagus sehingga cenderung terus meningkat.

PT Bank Negara Indonesia – BBNI

Daftar saham blue chip 2021 lain yang layak dimiliki adalah PT Bank BNI atau BBNI. BNI merupakan salah satu bank BUMN yang sudah memiliki nama di Indonesia.

Bank BNI didirikan pada tahun 1946 dengan fokus pada perusahaan, retail dan konsumen pada saat itu. Perusahaan ini mempunyai anak perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, asuransi dan juga sekuritas.

BEI mencatat, saham BBNI menempati urutan pertama di antara saham teraktif yang dibidik investor asing. Total saham yang dibeli investor asing di BBNI mencapai 8,25 juta saham.

Selama pandemi, harga beberapa saham blue chip mengalami penyesuaian besar dibandingkan harga normal.

Namun, para ahli mengatakan saat ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi, karena jika keadaan normal maka harga saham BBNI akan pulih. Oleh karena itu, saham BBNI cocok untuk investasi jangka panjang.

United Tractors Tbk – UNTR

United Tractors adalah distributor alat berat terkenal dan terbesar di Indonesia. Perusahaan ini bergerak di berbagai bidang usaha seperti mesin konstruksi, kontraktor pertambangan, pertambangan emas dan juga pertambangan batubara, konstruksi sipil serta industri.

Beragam produk ternama seperti truk Komatsu, Tadano, Bomag dan juga UD dijual oleh United Tractor Company. Sejauh ini, United Tractor Company memiliki 183 titik layanan di Indonesia, termasuk 20 cabang, 35 lokasi pendukung, dan 25 kantor perwakilan.

Hingga Juni 2020, perseroan membukukan laba bersih Rp 7,2 triliun dan pendapatan Rp 75,1 triliun. Dalam hal ini, saham UNTR diklasifikasikan sebagai saham blue chip dengan blue chip dan disarankan untuk dikumpulkan.

Aneka Tambang Tbk – ANTM

Aneka Tambang atau Antam adalah sebuah perusahaan milik negara Indonesia yang aktif bergerak di bidang eksplorasi dan pertambangan.

Pengolahan dan penjualan sumber daya mineral. Antam memiliki transaksi komoditas utama seperti nikel, feronikel, emas, perak dan juga bauksit. Perusahaan juga menyediakan jasa utama yaitu pengolahan dan pemurnian logam mulia.

Saham Antam merupakan saham blue chip dengan harga perdagangan maksimum 2.0297 juta lembar. Volume transaksi mencapai Rp 172,30 miliar.

Sekalipun harga saham berfluktuasi dan berfluktuasi akibat kondisi ekonomi yang tidak stabil, pergerakan saham ini tergolong matang dan memiliki fundamental yang baik.

PT Gudang Garam Tbk – GGRM

Saham perusahaan lain yang tergolong saham blue chip adalah saham PT Gudang Garam Tbk. PT Gudang Garam Tbk adalah perusahaan rokok ternama di Indonesia yang berdiri pada tahun 1958. Produk rokok GudangGaram sudah terkenal di dalam dan luar negeri.

Kinerja saham Gudang Garam diperkirakan akan meningkat tahun depan dan seterusnya. Hal tersebut sejalan dengan penjualan rokok pada kuartal kedua tahun 2020 dan tetap stabil bahkan selama pandemi.

Pendapatan Gudang Garam turun hanya 0,6%, melampaui Sampoerna HM, yang turun 21,8% year-on-year. Dari segi valuasi, meski daya beli masyarakat sedang menurun, Gudang Garam cukup menarik.

Mirae Asset Sekuritas memberikan saran atas pembelian saham penerbit rokok GGRM. Diharapkan kinerja perseroan tahun depan semakin membaik.

Seorang Analis Sinarmas Sekuritas bernama Andrianto Saputra pada studinya 3 Agustus 2020 menjelaskan, GGRM mampu untuk mempertahankan penjualan di kuartal II-2020 walaupun situasinya tidak terlalu prima.

HM Sampoerna Tbk – HMSP

Sampoerna adalah salah satu perusahaan rokok ternama di Indonesia. Perusahaan memproduksi dan mendistribusikan rokok kretek yang populer dan dikenal masyarakat. Produk andalannya yang legendaris adalah Dji Sam Soe.

Sampoerna merupakan anak perusahaan PT Philip Morris International Inc, perusahaan rokok internasional terkemuka dengan produk andalan Marlboro.

Karena saham Sambolin tergolong jatuh tempo, maka digolongkan sebagai saham blue chip yang menghasilkan capital gain jika digunakan sebagai investasi jangka panjang.

Meskipun terjadi penurunan penjualan saham Sampoerna, sekuritas tetap merekomendasikan agar pemegang saham memiliki atau menahan saham tersebut.

Banyak investor juga percaya bahwa setelah memasuki tahun 2021, nilai saham ini akan pulih kembali atau bahkan meningkat.

PT Mayora Indah Tbk – MYOR

Mayora adalah perusahaan makanan dan consumer goods yang berdiri tahun 1977. Perusahaan ini telah diakui menjadi produsen produk makanan dan minuman terkenal dimana produknya dapat diterima pasar.

Mayora sudah diakui keberadaannya dengan muncul berbagai produk-produk yang terkenal di dunia, seperti Torabika, Kopiko, Astor, Energen, dan lainnya.

Saham PT Mayora memang mengalami pasang surut tahun ini, namun kematangan perseroan membuat saham Mayora menjadi salah satu saham unggulan. Meski begitu, di tahun 2021, saham Mayora diperkirakan akan tumbuh dan penjualannya tumbuh.

Demikian daftar saham blue chip 2021 yang direkomendasikan untuk investasi. Stok jenis ini sering disebut sebagai saham berkualitas tinggi dan bernilai tinggi. Namun, tidak semua saham blue chip dimasukkan dalam LQ45.

Perlu diperhatikan bahwa LQ45 adalah kumpulan inventaris yang paling likuid di pasar dan berdampak pada tren IHSG. Perbedaan antara saham blue chip dan saham LQ45 terlihat pada pengaruhnya terhadap IHSG.

Meski begitu, Anda tetap disarankan untuk membeli saham dengan fundamental yang baik agar memiliki potensi untung di kemudian hari.

Jika Anda tidak tahu cara membeli saham blue chip, sebaiknya Anda banyak membaca tentang saham blue chip yang kini sudah tersedia dengan mudah.

Anindita Parameswari Anindita, seorang data entry, content writer, dan bekerja di bidang akuntansi di sebuah bank swasta. Senang mengolah data dan menciptakan konten yang bermanfaat dan menarik.